JAWABAN KPLI 009 NO 5 "bagaimana bias terjadi kasus keracunan pangan coba kaitkan dengan studi kasus mengenai bahaya makanan dalam kaleng”
Das Auftreten von Lebensmittelvergiftung durch eine Kreuzkontamination von schmutzigen Umgebung, um Lebensmittel, die entweder direkt oder indirekt über Vermittler, wie Mensch und Tier gekocht wurde, und wird durch Bakterien, die gut gedeihen, wenn Fast-Food wird gespeichert und wartet auf ein paar Stunden bei Raumtemperatur, bevor verursacht serviert auf den nächsten Tag, wie zum Beispiel E. coli Bakterien manchmal in Lebensmitteln, vor allem Lebensmittel Snacks am Straßenrand. Klar, dass die geringe Umweltbewusstsein der Öffentlichkeit kann dazu führen, Nahrung zu unsicher für Verbrauch sein. Eine Fallstudie zum Thema "Gefahr in Konservenlebensmittel" ist eine Lebensmittelvergiftung verbunden durch Lebensstil neigen dazu, nur im Hinblick auf Wirtschaftlichkeit und Funktionalität, ohne die in der Lebensmittelkonserven sie konsumieren, vor allem Lebensmittel-Konservierungsstoffen enthaltenen Schadstoffe bekannt zu denken. Es sollte jedoch beachtet werden, dass die Verteilung eines langen Prozesses ist es möglich, wenn die verwendet werden, um ein Leck, das sein kann, verfolgen das Wachstum von Schimmel auf Lebensmitteln, die Lebensmittel kontaminieren und schon kann Dosen ist nicht gut für die Gesundheit des menschlichen Körpers. Denn neben der Lebensmittel zum Verzehr ungeeignet sind das Potential für kontaminierte Metalldosen auch sehr groß.
Terjadinya keracunan makanan akibat kontaminasi silang dari
lingkungan yang kotor ke pangan yang sudah dimasak baik secara langsung maupun
tidak melalui perantara, seperti manusia dan hewan, serta disebabkan juga karena
bakteri yang berkembang pada saat pangan siap saji disimpan dan menunggu waktu
beberapa jam pada suhu kamar sebelum dihidangkan pada esok harinya, seperti
bakteri E.coli yang terkadang
ditemukan dalam pangan, terutama pangan jajanan di tepi jalan. Jelas bahwa
kepedulian masyarakat yang rendah akan lingkungan dapat menyebabkan pangan
menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Studi kasus mengenai “Bahaya Makanan dalam Kaleng” sangat
berkaitan dengan keracunan makanan karena gaya hidup seseorang cenderung hanya memikirkan
dari segi ekonomis dan kepraktisannya saja tanpa diketahui adanya zat-zat
berbahaya yang terkandung dalam makanan kaleng yang dikonsumsinya tersebut,
terutama zat pengawet makanan. Namun, perlu dicermati bahwa proses distribusi yang
panjang, tidak menutup kemungkinan jika kaleng yang digunakan akan mengalami
kebocoran yang dapat menjadi jalur tumbuhnya jamur pada makanan yang dapat
mengkontaminasi makanan dan tentu sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh
manusia. Karena selain makanan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi, potensi
tercemar logam kaleng juga sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar